About Me

Tuesday, March 26, 2019

Backpacker Ke Malaysia - Ipoh 4 hari 3 Malam (Part 2)

17 November 2019

hari keduaaa...
hari ini sebenarnya kami berencana untuk bangun sepagi mungkin, apadaya badan terasa bagai remah, akhirnya acara siap-siap molor sampai jam 8 pagi. Setelah siap, kami semangat sekali untuk menyambut hari kedua ini karena kami akan keluar kota di luar negri. wow kan? haha... rencananya hari ini kami akan ke Ipoh menggunakan Bus dari TBS (Terminal Bersepadu Selatan).

Dari hotel kami naik Rapid KL Pasar Seni jalur Laluan Kelana Jaya menuju KL Sentral dengan tarif sekitar 1,5 RM lalu lanjut jalur KLIA Transit Line menuju Bandar Tasik Selatan dengan tarif sekitar 6 RM. Sesampainya di BTS (Bukan Boyband Koriyaaa itu yaa guys hehe) kita berjalan menuju Terminal Bersepadu Selatan yang letaknya tidak jauh dari BTS, ada jembatan yang menyambungkan keduanya.

Kami sampai di Terminal Bersepadu Selatan sekitar pukul 10 lewat, kami lalu memesan Bus menuju Ipoh pukul 11 dengan tarif 20 RM. Perjalanan mulus tanpa hambatan memakan waktu sekitar 3 jam. pemandangan di perjalanan benar-benar bagus sekali apalagi ketika sudah mulai masuk daerah Ipoh. Banyak sekali bukit-bukit mengingatkan Rammang-Rammang yang ada di Sulawesi Selatan.

Sesampainya di Terminal Amanjaya Ipoh, kami langsung melaksanakan Solat Zuhur di Terminal, Mushala nya ada di lantai 2 dan cukup bersih walau tempat wudhu dan tempat solatnya menyatu. Setelah salat,  kami mulai merasa sangat lapar, kami lalu berjalan keluar terminal menuju pusat perbelanjaan karena kami mengincar untuk makan KFC saja. Teman-teman penasaran dengan KFC yang ada di Malaysia yang terkenal akan rempahnya yang lebih berlimpah dibandingkan di Tanah Air. Sepanjang perjalanan menuju KFC, kami melewati pasar kuliner yang amat sangat menggoda iman kantong dan perut haha.




Setelah kenyang makan siang, kami langsung memesan Grab menuju lokasi Kek Look Tong Cave yang berada di selatan kota Ipoh. Jalan menuju kesana relatif sepi, perjalanan ke lokasi memakan waktu sekitar setengah jam saja. di perjalanan pengemudi Grab nya banyak bercerita kalau Ipoh merupakan kota yang tenang dan indah. Dan kamipun merasakan hal yang serupa, belum juga setengah hari disini, kami merasa sangat kerasan.

Kami memasuki komplek kuil Kek Look Tong yang lokasinya ada di belakang perumahan. Kami sangat-sangat terpukau, tempatnya indaaaaaaah sekali. Rapi, bersih, dan ada perasaan nyaman disini. tebingnya sangat tinggi, masih berkeliaran pula kera-kera dan angsa liar disini.


Kami pun masuk ke dalam Kuil bergaya Goa ini, kalau kalian pernah masuk ke Batu Caves yang ada di Kuala lumpur, disini suasananya jauh berbeda. Di Batu Caves lebih terasa ramai namun disini lebih sunyi dan syahdu. Di Batu Caves, kuilnya bergaya India dan menganut kepercayaan Hindu, sedang di Kek Look Tong bergaya China dan Buddha.



Goa ini lumayan luas, namun karena suasananya adem, jadi tidak terasa berjalan dan mendaki tangga-tangga di dalamnya. kami terus menuju ke belakang bagian Goa dan benar saja..... WAAAAAAAA SUBHANALLAH BAGUS BANGEEETTTT T_____T


Di belakang Goa ada taman yang luaaas banget, mengingatkan gw akan taman Dinosaurus haha.. tapi asli, bikin gw merinding dan mengucap puji-pujian kepadaNya. di tengah-tengah taman ada kolam dan banyak angsa putih berkeliaran. Indah banget. kami bercengkerama lumayan lama disini sampai sekitar jam 5 sore, lalu dipanggil oleh petugas untuk bersiap keluar karena Goa akan tutup.

Kami pun memanggil Grab lagi dari sini menuju pusat kota Ipoh. Tujuan kami selanjutnya adalah ke Mural Art Lane Ipoh. Pusat "Jalan Seni" yang ada di Ipoh. Kami menyempatkan dulu untuk ke Masjid Panglima Kinta Ipoh untuk solat Ashar. Setelah itu kami langsung ke Mural Art Lane yang lokasinya berhadapan dengan Masjid.

Ipoh Mural Art saat itu sangat sepi, kami bebas berfoto-foto. Sebenarnya tempatnya bukanlah tempat yang wah, tapi memang cukup instagrammable. Jalannya seperti gang senggol di Jakarta, dan tidak ada mobil dan motor yang berlalu lalang. Namun hati-hati bagi yang takut anjing, disini lumayan banyak anjing berkeliaran guys.




Setelah puas berfoto-foto kami mulai lelah dan mencari tempat untuk bercengkerama sebelum pulang. Suasana Ipoh di senja waktu itu sangat tenang dan indah. Ah, kami suka sekali kota itu.





 Kami lalu mencoba Eskrim Hokkaido yang ada di Night Market Ipoh. Rasanya enaaaak.. harganya juga murah hanya sekitar 5 RM. sambil makan eskrim, kami menyempatkan salat magrib di kantor kerajaan Malaysia di Ipoh.



setelah makan eskrim, perut mulai terasa lapar, kami memutuskan untuk makan dulu di Ipoh sebelum pulang. Kami bertandang ke restoran berkonsep foodcourt, sempat ada kejadian lucu juga dengan petugas resto disana, walaupun rumpun kita sama, namun ternyata susah juga menyelaraskan maksud dari kalimat demi kalimat hahaha...

setelah kenyang, kamipun pulang ke Kuala Lumpur sekitar jam 9 Malam dari Terminal Amanjaya. Pelajaran buat teman-teman yang kesana, better membeli tiket pulangnya waktu sampai di Amanjaya supaya tidak dioper-oper busnya yaa..

okee, sampai jumpa di esok hari petualangan kami ke Batu Caves! XD

#ipoh #malaysia #backpacker

Monday, March 25, 2019

Backpacker Ke Malaysia - Ipoh 4 hari 3 Malam (Part 1)

16 Nov 2018

Hari ini pagi-pagi sekali bahkan sebelum adzan subuh berkumandang, kami sudah bersiap-siap berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta untuk bertandang ke negeri Jiran. Untukku yang sudah kesekian kali, tetap saja merasakan perasaan excited setiap kali menghirup aroma bandara, menyaksikan kesibukan orang yang berlalu lalang memanggul tas, menyeret koper. Begitupun aku yakin dengan teman-temanku yang baru kali ini menoreh pengalaman pertama menyerahkan paspor untuk dicap oleh petugas imigrasi.

Pesawat kami dijadwalkan takeoff pada pukul 05.15 pagi dan tiba kira-kira pukul 08.15. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam. Sebelum berangkat kami sempatkan untuk beribadah Subuh walaupun harus berkejar-kejaran dengan panggilan Last Call dari petugas maskapai.

Kami mendapatrkan harga lumayan hemat untuk perjalanan kali ini. Satu orangnya dibanderol kurang lebih 1 juta rupiah untuk perjalanan pulang pergi beserta kamar hotel selama 4 hari 3 malam.


Kami memesan kamar di hotel City Inn yang berada di daerah Pasar Seni. Hotel ini merupakan hotel budget, sebenarnya dibawah ekspektasi kami sih, namun pemiliknya baik sekali dan aksesnya mudah dari manapun kamu berangkat, hotel ini dilalui oleh LRT dan juga Busline.

Perjalanan 2 jam di udara tidak terasa, langit pun tenang dan sedikit sekali kami merasakan turbulence. Bahkan teman kami yang baru pertama kali ini naik pesawat dan terserang kondisi panik sebelum naik, namun di pesawat bisa tertidur juga. 

Sesampainya di KL kami mendarat di KLIA 2, Bandaranya sudah bagus dan bersih dan juga ada Wifi yang bisa dipakai Free untuk menghubungi keluarga di tanah air. Namun karena wifi bandara kekuatan sinyalnya tidak untuk seluruh Malaysia (yaaiyalaah haha) kami langsung menuju kounter Simcard yang juga ada di Bandara untuk membeli Simcard DIGI Tourist dengan harga sekitar 17-20 RM untuk kuota sebanyak 9 GB selama 7 hari. More Than Enough since Hotel also offers WiFi.

Setelah selesai dengan urusan per sim card an, kami langsung menuju restaurant karena lapar berat belum sarapan. Kami menyelesaikan urusan dengan perut pagi ini di Subway, Masya Allah enak, murah dan kenyang sekali kami pagi itu. Mood kami yang sudah baik, makin terasa lebih baik lagi.


satu set Sandwich dan Milo ini dibanderol 11 RM. Kami pun dapat sedikit bersantai menghilangkan mabuk udara dan meregangkan kaki yang lumayan pegal tertekuk 2 jam lamanya. Sempat pula kami video call dengan teman-teman di kantor karena hari itu ada pengumuman super menyesakkan bagi kami, namun kami memutuskan untuk lebih positif menyikapinya mengingat kami akan happy-happy 3 hari kedepan.

Setelah semua terasa nyaman, kami mulai kembali berjalan menuju pusat kota. Kami memutuskan untuk naik Bus dari Bandara, harga per orang sekitar 11 RM. dari Bandara kami turun di KL Sentral kemudian kami lanjut MRT menuju Pasar Seni dengan tarif sekitar 2 RM. dari LRT Pasar seni, kami tinggal jalan kaki sekitar 300 meter menuju City Inn. 


Beginilah kamar gue di City Inn bersama 2 teman lainnya. Dengan menurunkan ekspektasi gue, kamar ini menjadi lebih nyaman. Kamar mandinya lumayan bersih dan wangi. Sabun, Shampoo dan sikat gigi disediakan juga. Kasurnya memang tidak terlalu empuk, namun bersih, ya lumayanlah untuk backpacker on budget seperti kami hehe.

setelah beristirahat sebentar, kami pun berjalan-jalan ke Pasar Seni dan menuju ke Suria KLCC. Perjalanan sekitar 2 KM tidak begitu terasa karena suasana yang seru dan nyeni. Banyak makanan yang unik dan pedagang yang menjajakan dagangan busana, cinderamata dan lain-lain.

setelah asik berjalan-jalan, kami pun istirahat kembali ke hotel untuk melanjutkan petualangan kami esok hari ke IPOH! yeay

(bersambung)

Monday, March 18, 2019

Alasan - Alasan Di Dalam Kehidupan






“ I know everything happens for a reason, but sometimes I want to know what that reason was..”


Balasan perbuatan orang itu ada 3 macam. Yang pertama yaitu ada di tingkatan paling rendah yaitu apabila kita berbuat baik, maka akan langsung dibalas baik minimal diucapi terimakasih. Biasanya orang-orang ini akan terpacu untuk berbuat baik lagi sesegera mungkin.

Yang kedua, merupakan balasan yang merupakan ujian ego, yaitu ketika kita melakukan hal baik, ternyata tidak ada orang yang melihat. Apakah kita akan terus berbuat baik kalau tidak ada yang mengetahui perbuatan kita? Ataukah kita menunggu ada orang yang melihat, lalu kita baru melakukan kebaikan lagi?

Yang ketiga adalah yang terberat sedang terbesar pahalanya. Yaitu adalah ketika kita berbuat baik, namun ternyata dibalas jahat oleh orang lain. yang diuji bukan hanya ego, tapi juga sikap yang akan kita buat. Kenapa berat? karena bisa saja perbuatan baik kita jadi sia-sia apabila kita menutup ujian ini dengan amarah dan pembalasan.

Banyak hal ketika kita memulai kehidupan sosial, akan menimbulkan percikan-percikan antar personal. Percikan ini bisa saja positif, yakni kita sering sebut dengan rasa kasih sayang dan cinta. Namun bisa juga menjadi negatif, yaitu amarah dan dendam.

Mengapa ada rasa tersebut? kadang kita tidak menemukan alasan konkret nya. Kadang terjadi begitu saja. Banyak orang yang bergosip dan menggunjingkan orang lain tanpa pernah mengenal orang yang diperbincangkan, ada kesenangan, adrenalin dan endorfin bersepadu membuat candu. Namun yang berlebihan tetap saja tidak baik. katanya.

Ada pula orang jatuh cinta, padahal yang dicintai menyakitinya terus menerus. Kalau ditanya kenapa masih cinta, jawabannya bukanlah jawaban yang jelas. Semua hanya rasa, yang alasannya sebenarnya seperti tidak relevan dengan rasa itu sendiri.

#psikologi #perasaan #human

Sunday, March 17, 2019

Belajar Politik - Suara April KPU

Dua hari yang lalu, saya menghadiri acara Gala Premiere film yang disponsori oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia berjudul “Suara April”. Film ini dibuat dengan tujuan mengajak generasi milenial untuk turut meramaikan pesta rakyat, pesta politik, PEMILU Presiden pada 17 April 2019 pekan depan.

Film ini menyuguhkan latar sebuah desa yang masyarakatnya bersikap apatis dengan politik. Mereka lebih memilih datang setiap hari untuk berjoget di depan panggung seorang biduan dangdut, dibandingkan dengan hadir satu kali sehari untuk memilih salah satu calon pemimpin daerah. Namun, yang saya tilik justru keapatisan mereka sebenarnya adalah hasil “politik” dari salah satu tetua desa yang ternyata memiliki kenangan masa lalu buruk dan berdampak akan keputusannya membuat kebijakan baru di desa tersebut untuk tidak terlibat dalam pemilihan wakil rakyat.

Adalah seorang relawan yang datang ke desa tersebut guna mengubah cara pandang dan pikir dari warga desa agar mau berpartisipasi dalam pemilu. Berbagai cara dilakukan, penetrasi ke tetua desa, menyebarkan selebaran di acara dangdut, dan datang ke sekolah untuk penyuluhan. Pada film ini juga diceritakan bahwa sekolah yang didatangi akan ditutup dikarenakan biaya operasional yang sangat tinggi namun pendapatan yang tidak memadai. Hal ini membuat guru dan kepala sekolah berpikir keras bagaimana cara agar sekolah tak jadi ditutup. Salah satu guru kemudian berinisiatif untuk mendatangi salah satu calon wakil rakyat dan memohon agar salah satu janji politiknya untuk memajukan pendidikan menjadi satu jembatan agar sang calon mau membantu sekolah agar tidak jadi tutup. Sub cerita ini  menurut saya sangatlah ironis, bukankah pendidikan merupakan tugas pemerintah pusat? Mengapa sang guru justru mencari calon baru alih-alih mendatangi pemimpin desa yang sedang bertugas saat itu?

Relawan demokrasi, begitu sebutannya. Dia mendatangi sekolah, menjelaskan analogi puzzle sebuah negara yang apabila satu bagiannya hilang maka tidak akan menjadi utuh. Pun sama dengan suara, apabila ada suara yang tidak tersalurkan, makan hasil pemilu akan menjadi berlubang, tidak utuh. Sungguh, saya merasa bukan ini seharusnya yang disampaikan menjadi bahan penyuluhan. Siswa semestinya diberikan penyuluhan tentang pendidikan politik. Apa itu politik? Apa manfaatnya? Bagaimana politik bekerja? Siapakah kita dalam politik? Dan siapakah calon-calon wakil yang namanya terpampang dalam kertas pemilu? Apa saja janji-janji kebijakannya apabila menjabat?  Sesungguhnya kita butuh itu, dan bukan hanya sekedar mencolok saja kertas karena kita harus memilih.

Saya selalu memiliki pertanyaan yang terngiang-ngiang. Kenapa pendidikan politik tidak diajarkan sedari dini? Kita hanya mempelajarinya saat mau menjabat menjadi ketua osis, atau sekedar ketua kelas. Tapi tanpa sadar kita tidak mengerti sama sekali tentang substansi pemilihan. Kebanyakan kita memilih karena kita suka, karena dia kerabat dan teman kita, karena asal saja memilih.

Saya sangat berharap agar pemilu di Indonesia menjadi lebih cerdas dari tahun ke tahun. Kebohongan janji politik diminimalisir, KPI Pemimpin dibeberkan secara gamblang, jadi rakyat tidak termakan isu-isu hoax.

Selamat berpesta!


#politik #pemilu #suaraapril #kpu


Shalat Gerhana

Hari ini tanggal 20 April 2023 pukul setengah 11 pagi, kami merasakan fenomena gerhana matahari hibrid dari cincin sampai total. Fenomena ge...