Sepanjang hidup, kita kerap kali mendengar kata Goals. Kata ini sering kita konotasikan dengan sesuatu yang sifatnya material, achievable. Sehingga muncul lagi kalimat-kalimat motivasi ala influencer yang konon kebanyakan memang memiliki privilege dalam memperoleh achievement tersebut. semu. Muncul banyak sekali buku-buku dan quotes tentang keberhasilan hidup yang selalu saja arahnya kesana. Tanpa sadar ini menjadi toxic positivity.
Achievement itu sesuatu yang tidak sama sekali mengisi, akan selalu ada ruang kosong untuk berlari, tanpa ujung, tanpa rasa kenyang. Sayangnya yang dikejar adalah dunia, yang kita tau tidak ada satu orangpun membawa achievement nya ke dalam kubur. Ibarat rasa haus yang tidak hilang-hilang, tidak pernah ada rasa puas dan lega. Mengapa kita tidak mulai belajar mengapresiasi usaha untuk menahan angan dan belajar menerima?
Mungkin kita pernah menjadi seorang yang pemberani, memilih jalan yang terlalu berliku penuh tikungan tajam, terlalu percaya diri dengan intuisi tanpa perhitungan. Namun seiring berjalannya waktu, kita menjadi manusia yang sangat pemilih, sangat berhati-hati dalam melangkah. Dengan pernah menghadapi kesulitan demi kesulitan, kita menemukan kekuatan kita, kita bisa mengukur seberapa tajam dan kuat kah pedang yang kita punya.... seberapa lama kita kuat menahan tangis, dan berapa lama durasi emosi tumpah dan kita jatuh tersedu-sedu. Ya, kita belajar mengenali diri kita. Perlahan tapi pasti, we pick the fight we can win. We learn our values, our capabilities, our strength, even from that we learn to count our possibilities, because we just learning to know ourself.
Usia tidak dapat menjadi tolak ukur yang sama bagi setiap orang. Kadar ketahanan setiap manusia itu berbeda, tapi aku yakin semua diberikan qada ujian oleh Allah sesuai kadarnya. Tidak ada yang lebih besar, tidakpun lebih kecil. tidak lebih nikmat juga pun lebih sukar. Semua sesuai dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing dari kita. Kita semua berjuang untuk bertahan. Hidup dengan Resilience Skill yang mumpuni sangat membantu kita dalam menata diri agar saat senang kita biasa saja, dan saat sedih juga biasa saja.
No comments:
Post a Comment