Assalamualaikum.
Seperti yang sudah gw janjikan beberapa waktu lalu, saat ini gw mau coba obrolin tentang konsep rezeki yang selalu saja jadi misteri bagi makhluk di dunia ini terkhusus manusia, karena yes, manusia paling banyak maunya. Gw akan coba paparkan secara sederhana dan padat, bismillah dapat dimengerti dengan mudah yaa temen-temen.
Apakah rezeki telah dijamin?
السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ.
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (QS: Al-Dzariyat; 22-23)
“Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR.Tirmidzi, hasan shahih)
Coba kita hitung, berapa lama kita hidup di dunia ini yang tanpa bekerja tapi perut kita kenyang, kita memakai pakaian, dan tubuh kita terlindung atap dari panas menyengat dan hujan? 3 tahun? 4 tahun? 10 tahun? gw yakin ada juga yang hampir setengah abad ga ada kerjaan tapi aman dari hidup yang "sekarat". Lalu darimana kita mendapatkan itu? dari orang tua kita kah yang bekerja siang dan malam, mengais rezeki mencari sesuap berlian, katanya. (siapa juga yang mau makan berlian ya?) Bukan, kawan. Rezeki itu datangnya dari Allah. "Loh enggak lah! itu dari orang tua gue ko yang mati-matian mencari nafkah buat keluarganya...!" hmm.. Ga percaya?
Pernah ga sih mikirin, ko ada orang yang qerja qeras bagai quda tapi hidupnya selalu pas-pasan, tapi ada juga orang yang leyeh-leyeh tapi hidupnya bergelimang emas. Ada juga yang ga punya apa-apa, bahkan mungkin yatim piatu, tiba-tiba sekejap mata berubah menjadi miliarder karena ternyata baru diketahui bahwa dirinya memiliki hak atas kekayaan ayah aslinya yang tak disangka adalah seorang pejabat ternama. Masih mau bilang kalau rezeki itu adalah sesuatu yang diusahakan? atau jangan-jangan pemikiran "Usaha tidak mengkhianati hasil" menjadi kalimat toxic buat sebagian dari kita karena ternyata peluh dan darah yang tercurah tidak juga memberikan jangankan berlian, makan pun pas-pasan bagi kita dan keluarga kita?
Yap, Rezeki itu sudah diatur, sudah pasti 100% Allah kasih buat kita. Dan hal ini sudah ditulis 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, yang mana pastinya belum ada kita juga nih. Kitanya belum ada tapi sebenarnya takdir dan rezeki sudah Allah tulis. Masya Allah.
Lalu, kita buat apa dong usaha??
Rezeki itu berasal dari kata Razaqa (رَزَقَ) dan bermakna A'tha yakni Pemberian, seperti yang ditulis dalam surah Al An'am :142. Rezeki itu bukan kepemilikan, karena rezeki itu pemberian. Bagaimana sih hakikat rezeki itu? Rezeki itu baru bisa disebut rezeki kalau ketika kita diberi itu, maka jadi bermanfaat dan dapat kita nikmati. Asi yang diberikan ibunda kita, membuat kita menjadi tumbuh sehat maka ini adalah rezeki. Penghasilan bulanan kita yang terendap tidak terpakai, baju-baju kita di lemari yang lama-lama jadi bau kamper? I might said, itu bukan rezeki dan justru kita harus berhati-hati, karena bisa jadi itu yang menarik koin-koin pahala kita, karena tiap pemberian yang tidak dimanfaatkan, akan menjadi hisab.
Sekarang hakikat pekerjaan, seperti di postingan How Life Works yang sudah kujelaskan tentang Qadha, Qadar dan Freewill. Pekerjaan disini adalah Freewill kita, Freewill ini lah yang akan diberikan ganjaran dosa dan pahala, bukan rezeki dan melarat. Bekerja di pekerjaan yang baik dan halal akan menambah koin pahala kita, bekerja di pekerjaan yang kelam dan haram akan menambah koin dosa kita. Dan tidak bekerja, bisa jadi tidak mendapat apa-apa atau malah dosa karena jd menyusahkan orang lain. Dari ketiga pilihan freewill dalam bekerja ini, Allah akan memberikan ganjaran qadha kepada kita berupa rezeki. Jadi, mau kerja baik, kerja buruk, maupun ga kerja, Allah pasti kasih rezeki kita. Wong udah ditulis ko dari 50.000 taun yang lalu dan part terpenting adalah, kita di dunia itu ga disuruh cari rezeki, karena di Al Qur'an udah dibilang itu A'tha, pemberian. Yang harus dicari itu ridho Allah, yakni pahala. Sampai sini paham temen2? :)
Dan kalau kita mau lebih dalam lagi berpikir. Seharusnya kita lebih waspada terhadap halal dan haramnya usaha kita, bukan melulu membahas untung dan rugi. Karena rezeki itu bukan perkara untung dan rugi, tapi Surga dan Neraka.
Wallahualambisawab.
Semoga mencerahkan!
Wassalamualaikum!
3 comments:
Masya Allah, katy. Sebuah pemikiran yang dalam dan sangat menginspirasi. Jadi punya ide kalo tiba2 dpt pertanyaan semacam ini dr anak kecil. Jazakillah khairan kat
Terima kasih
❤nyun
Post a Comment