Assalamualaikum.
Bismillah, gw akan mulai menulis tentang sesuatu yang hampir semua orang paling ga suka bahas. Sesuatu yang sangat dihindari, dan selalu bikin overthinking. Walau kita semua tau, semua rahasia akan terungkap setelah kejadian itu mendatangi kita.
mati.
Dalam hidup ini, ada dua takdir yang benar-benar pasti menggandeng jiwa kita. Yang pertama adalah rezeki, dan yang kedua adalah kematian. Kira-kira kita diizinkan masuk ke dunia tipu-tipu ini berapa lama ya? 40 tahun? 50 tahun? 60 tahun? Yang pasti waktu tetap hanya ada antara kita hidup dan mati. So, kita mau coba bahas yang kelihatan sm kita ya, waktu sewaktu kita hidup di dunia ini.
"Every soul will taste death" (QS 3:185)
Everyone of us will be a death taster. 100% valid.
Kematian adalah takdir yang kita sering sebut sebagai Qadar. Qadar adalah takdir yang pasti datang ke setiap makhluk, takdir yang sifatnya umum. Tidak ada yang bisa memalsukan ataupun memaksakan kematian dan juga kelahiran, karena ku balik lagi, 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan takdir kita sudah dicatat di Lauhul Mahfudz.
Loh terus kelahiran caesar? kematian karena bunuh diri??
Bagaimana kalau kenyataannya adalah, itu pun sudah dicatat. hah?? ko bisa?? gw pun tadinya berpikir begitu, menjadi pening gw mikirin hal ini tapi sungguh gw bener-bener penasaran. Dan ternyata, dari sifat Allah Yang Maha Mengetahui (Al Aliim), Allah Maha Mengatur, Maha Merancang, mengatur agenda hidup manusia dengan sangat amat bijaksana (Al Muhaimin). gw sadar, nggak mungkin sama sekali Allah ga tau apa yang akan terjadi, ga ada satupun yang tersembunyi dari Allah, ga ada satupun hal yang bisa membodohi Allah, ya kali ya makhluk yang ga tau apa-apa mau nipu Allah yang tahu segala. Coba pikir, saat kita memutuskan untuk melakukan operasi caesar, apakah kita tahu dan yakin anak akan benar-benar lahir dan hidup? atau kalau kita mau bunuh diri, apakah yakin saat lompat dari jembatan kita pasti akan mati? banyaaaak hal yang bisa mematahkan kejadian ini, hal yang paling masuk akal adalah memang Hidup dan Mati memang sudah ada tanggal dan waktunya, sudah ditempeli ke masing-masing makhluk yang bernyawa. Allah tahu kamu saat itu mau melahirkan caesar, dan Allah tau kamu hari itu sedang berencana untuk bunuh diri. oh no!
Dari menyadari hal ini, akal gw puas. Kalaupun hari itu dia ga bunuh diri, dengan gabungan qada qada yang Allah susun dan keputusan-keputusan kehidupan yang kita ambil, di tanggal, jam, dan detik yang sama dia tetap akan mati. Kalaupun gw kemaren ga memutuskan untuk melahirkan caesar, di tanggal, jam, dan detik yang sama anak-anak gw akan tetap lahir. Tapi memang, kesemuanya adalah campur tangan gabungan dari qada yang dihadirkan, dan freewill-freewill yang kita pilih.
Sebagai contoh:
1. Ada seorang mahasiswa patah hati dan tidak lulus ujian penetuan kelulusan, dia depresi, berhari hari dia menyesal, merendahkan dirinya, tenggelam dalam kesedihan, tidak makan berhari-hari sampai akhirnya sudah tak kuat dan dia melakukan bunuh diri, di tanggal itu dia mati
2. Mahasiswa yang sama dengan no 1, dia patah hati dan tidak lulus ujian penentuan kelulusan, dia sedih selama seminggu namun kemudian dia bangkit, dia mulai merunut to do list agar dia bisa move on, dia belajar lebih giat, bermain riang bersama teman-temannya, mengkaji agama, menjadi lebih baik. di tanggal yang sama dengan no.1 entah dengan cara apapun (Hanya Allah yang tahu) dia tetap akan mati. Mungkin sakit, mungkin kecelakaan, mungkin dengan tenang dalam sujudnya.
Karena kematian akan tetap datang walau kita ada di benteng tinggi nan kokoh (QS 4:78)
Sampai sini sudah mulai paham nih temen-temen? :)
Lalu sekarang kita lanjut ke istilah husnul khatimah (Akhir yang baik) dan su'ul khatimah (Akhir yang buruk). Kebanyakan dari kita adalah juri-juri pedas dalam menentukan akhir kehidupan seseorang apakah dia baik atau buruk. Padahal kenyataannya, tidak sesederhana itu. Gw banyak menutup mulut gw setelah sadar akan hal ini. Karena gw pun masih selalu berdoa agar cara kematian gw baik dan tidak merepotkan dan dalam keadaan hati gw yang baik, semoga Allah mengabulkan.
Kematian yang terlihat mengenaskan, menyedihkan dan kesepian, belum tentu pasti su'ul khatimah, dan kematian tenang diam damai di rumah sakit dikelilingi seluruh keluarga belum tentu juga husnul khatimah. Lalu bagaimana membedakannya? hey, kita cuma makhluk, ga ada kewajiban juga untuk kita menentukan itu, kewajiban kita hanya mendoakan dan mengambil pelajaran. Karena apa? Akhir yang baik dan buruk hanya diketahui oleh si calon mayit. Allah kasih qada kejadian pada kita, misal qadanya adalah kita harus berangkat ke kantor, dan hujan, mobil kita rusak jadi kita harus naik bus. Sebelum dan selama di perjalanan apakah kita menggerutu, memarahi orang lain, mengutuk, atau bahkan merusak fasilitas umum? lalu wallahualam hari itu di jalan kita kena serangan jantung. Insya Allah Su'ul khatimah :"( Tapi kalau kita sabar, istighfar, kesal namun tidak berlama-lama karena tau hal tersebut adalah qada yang Allah hadirkan paling baik untuk kita, lalu kita meninggal di perjalanan Insya Allah akan jadi Husnul khatimah, akhir yang baik :)
Rasulullah SAW pernah bilang, Manusia yang paling utama adalah mereka yang paling baik akhlaknya, dan Manusa yang cerdas adalah mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. (HR Ibnu Majah, Thabrani, Al Haitsami)
Semoga kita bisa selalu saling menyemangati untuk mengumpulkan koin-koin pahala di dunia, supaya koin kita cukup untuk mempertemukan kita kembali di Surganya Allah. Aku mau kita ketemu di tempat yang baik dan menyenangkan, dan itu cuma di Surganya Allah :)
Semoga tulisan ini memberikan cahaya di hati teman-teman semua ya.
Wassalamualaikum.